“Bali Kintamaninya di V60 ya?”
Di era third wave ini, banyak sekali kedai kopi yang menawarkan kopi asal daerah (single origin). Gayo, Toraja Sapan, Bali Kintamani, dan Papua Wamena adalah daerah asal kopi yang umum kita jumpain. Sebagian orang malah memasukan nama desa sebagai brand kopinya, seperti sumbawa punik, atau gayo pantan musara.
“Apa itu penting?”
“Penting” Itu jawaban kami.
Kenapa? Kita mengerti bahwa Indonesia produsen kopi ketiga terbesar. Dengan lahannya yang subur, banyak perkebunan kopi yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Hal tersebut membuat kopi Indonesia menjadi beraneka ragam karakter rasa. Pada dasarnya, karakter sebuah ditentukan oleh beberapa faktor. Ketinggian (altitude), kelembapan (humidity), iklim, varietas, pohon penaung (shading), dan lingkungan sekitar (landscape) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi.
Seiring faktor-faktor tersebut, satu desa penghasil kopi akan mempunyai karakter yang berbeda dengan desa sebelahnya. Kita ambil contoh, Sumbawa dari desa Punik dan Tepal. Kedua desa ini memiliki karakter desa yang sama, kecuali tingkat kelembapan. Punik lebh kering daripada Tepal. Perbedaan ini mengakibatkan karkter Punik memilik intensitas rasa bunga yang lebih dibandingkan tepal.

Interaksi antara Brewer dan Konsumen
Ada juga kopi dari Gayo. Luasnya daerah penghasil kopi di Gayo menyebabkan banyaknya karakter rasa yang berbeda. Sebut saja varietas Bourbon akan berbeda dengan yang varietas ateng, atau bahkan geisha. Hal ini menyebabkan penamaan single origin secara tidak langsung meningkatkan citra brand dari asal daerah tertentu. Karakter, kualitas, hingga kisah didalamnya menciptakan proposisi nilai yang unik.
Tentu, dengan banyaknya single origin, banyak origin yang belum kita ketahui. Ada baiknya bila interaksi antara pihak-pihak terkait (petani-pengolah-distributor-roaster-barista) sangat baik sehingga proposi nilai yang terkadung pada origin tertentu mampu tersampaikan seutuhnya kepada pelanggan.
Single origin membentuk brand sebuah daerah penghasil kopi. Dengan begitu, diharapkan adanya peningkatan kualitas serta daya saing yang akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan petani.